Doen FKIP UMSU sedang memberi pemaparan kepada peserta |
Worksho pembalajaran APIK diawali seremoni pembukaan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Bina Satria Mulia, Bapak Zulaspan Tupti, SE, MSi dan sambutan Kepala SD-SMP, Ramena Junimarni Pasaribu, SE dan pemaparan dari kedua narasumber Muhammad Arifin, MPd dan Rini Ekayati, SS,MA.
Kedua narasumber memaparkan, seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas harus memiliki kecakapan dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai, tepat dengan materi dan subjek yang diajarkan.
Teknologi berkembang saat ini sangat mendukung aktivitas guru untuk menjadi lebih kreatif, dan inovatif karena seorang manajer bagi kelasnya. Semakin bermutu manajer maka akan semakin bermutu pula hasil yang dicapai.
Aksi lembar kertas sebagai rangkaian langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing |
Kepala SD-SMP, Ramena Junimarni Pasaribu mengatakan guru-guru yang mengikuti workshop diharapkan agar mengikuti acara dengan baik sehingga bermanfaat untuk pembelajaran tahun ajaran 2017-2018.
Pola pikir guru dalam pembelajaran harus berubah, tidak monoton dengan satu metode saja. Apalagi, tahun ini kelas I-IV SD dan kelas VII SMP sudah mengikuti program Kurikulum 13 (K13). Maka guru harus bisa menyesuaikan.
Ketua Yayasan, Zulaspan Tupti dalam sambutan mengatakan pembangunan infrastruktur harus dibarengi dengan peningkatan SDM. Bagaimanapun infrastruktur dibangun dan disiapkan dengan matang kalau SDM untuk pengelola tersebut tidak memenuhi sebagai seorang pengajar maka hasilnya tidak baik. Maka, komitmen kita di samping peningkatan infrastruktur, sarana dan prasarana, komitmen peningkatan SDM guru juga ditingkatkan sehingga nantinya sumber daya lulusan bisa lebih baik.
Menurutnya, ada dua kunci keberhasilan sebuah perguruan pendidikan, yakni infrastruktur yang memadai dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga tersebut. "Kualitas pembelajaran tidak terlepas dari sumber daya yang mengajar. Maka, memasuki tahun 2017 -2018 kita berkeinginan peningkatan guru terus dilakukan dengan menyelenggarakan workshop pembelajaran APIK. Tujuannya tidak lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam workshop ini guru dilatih untuk berani bagaimana mengelola kelas dan menerapkan model dan metode. Keberanian guru tentunya akan menentukan keaktifan kelas.
Saat pelatihan, guru-guru juga melakukan simulasi pembelajaran metode fish bowl dan snowball throwing. Guru-guru juga mengenakan rompi. Suasana semakin riuh ketika guru-guru melakukan aksi lempar pertanyaan dalam bentuk bola kertas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar