Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak
Karena sumber daya munusia yang terdidik
Menjadi sumber keunggulan dari Negara tersebut." (Peter F Drucker)
Isu-isu dalam dunia pendidikan semakin genting, kebijakan pendidikan Indonesia tidak memiliki visi yang jelas. Kemorosotan pendidikan di Indonesia membuat gerak langkahnya tanpa arah. Pergantian beberapa kurikulum yang dipandang untuk memperbaiki keadaan pendidikan indoneisia semakin mengalami kebingungan dan proses belajar mengajar sedikit terhambat.
Pendidikan sekolah sering sekali menampakkan wajahnya yang ambigu, kontradiktif dan paradok. Diantaranya adalah kebijakan pendidikan di Indonesia yang menerapkan sistem bebas biaya sekolah bagi anak-anak miskin. Namun hal ini tidak menjamin perhatian seorang guru optimal bagi seluruh anak didiknya. Kemugkinan besar perhatian guru lebih condong pada anak-anak yang mampu dan membayar biaya sekolah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan sangat terlihat sekali bagi peserta didik yang mampu dan tidak mampu membayar biaya sekolah. Sekolah yang menerapkan bebas biaya bagi anak miskin hanya terjadi pada sekolah negeri, yang mana untuk masuk kesekolah negeri harus melewati tes. Pertanyaannya siapa yang lebih punya peluang untuk masuk sekolah negeri? Apakah anak orang kaya yang memiliki gizi baik, buku-bukunya lengkap, ikut kursus tambahan, dan punya waktu cukup untuk belajar atau anak orang miskin yang gizinya pas-pasan, bukunya bekas, dan waktunya habis digunakan untuk membantu orang tuanya bekerja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar