15 Juli, 2017

Pembelajaran APIK di Yayasan Pendidkan Bina Satria Mulia Medan

Doen FKIP UMSU sedang memberi pemaparan kepada peserta
Tepat Jumat-Sabtu, 14-15 Juli 2017. Untuk kedua kalinya saya (Muhammad Arifin, MPd) dan Rini Ekayati, SS, MA dari FKIP UMSU diundang melatih guru-guru di Yayasan Pendidikan Bina Satria Medan di Jalan Aluminium 1 Medan. Awal pelatihan diisi dengan penjelasan terkait Pembelajaran APIK (Aktif, Produktif, Inovatif dan Kreatif).
Worksho pembalajaran APIK diawali seremoni pembukaan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Bina Satria Mulia, Bapak Zulaspan Tupti, SE, MSi dan sambutan Kepala SD-SMP, Ramena Junimarni Pasaribu, SE dan pemaparan dari kedua narasumber Muhammad Arifin, MPd dan Rini Ekayati, SS,MA.
Kedua narasumber memaparkan, seorang guru dalam melaksanakan proses pembe­la­jar­an di kelas harus memiliki kecakapan da­lam memilih dan menentukan metode pem­belajaran yang sesuai, tepat dengan materi dan subjek yang diajarkan.
Teknologi berkembang saat ini sangat mendukung aktivitas guru untuk men­jadi lebih kreatif, dan inovatif karena seorang manajer bagi kelasnya. Se­makin bermutu manajer maka akan se­makin bermutu pula hasil yang dicapai.
Aksi lembar kertas sebagai rangkaian langkah-langkah pembelajaran
Snowball Throwing
Kepada guru-guru agar mau berkreasi dan berani menerapkan metode maupun model pembelajaran. Ser­ta mendokumentasikan segala ak­ti­vi­tas di kelas dalam bentuk video, atau tu­lisan dengan baik sehingga bisa de­ngan mudah melakukan evaluasi. Ke­berha­silan guru mengelola kelas ten­tunya ber­kon­tribusi terhadap hasil be­lajar. Maka guru harus bisa aktif, pro­duktif, inovatif dan kreatif dalam mengajar.
Kepala SD-SMP, Ramena Junimarni Pasaribu mengata­kan guru-guru yang mengikuti workshop diharapkan agar mengikuti acara dengan baik sehingga bermanfaat untuk pembelajaran tahun ajaran 2017-2018.
Pola pikir guru dalam pembelajaran ha­rus berubah, tidak monoton dengan satu metode saja. Apalagi, tahun ini kelas I-IV SD dan kelas VII SMP sudah mengikuti program Kurikulum 13 (K13). Maka guru harus bisa menye­suai­­kan.